BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perang Dingin adalah perang dalam bentuk ketegangan sebagai
perwujudan dari konflik-konflik kepentingan dan perebutan supremasi serta
perbedaan ideologi antara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok
Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet yang terjadi antara tahun 1947-1991.
Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi,
psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi;
pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan
bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak
terjadi.
Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada
tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk
menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa
tersebut.Dari uraian singkat mengenai Perang Dingin di atas, penulis ingin
mengkaji lebih dalam lagi mengenai “Keadaan Dunia Pada Masa Perang Dingin”.
B.
Rumusan Masalah
Sebagai mana dari latar belakang yang telah dikemukakan di
atas, maka permasalahan dalam penulisan ini dirumuskan sebagai berikut :
A.Bagaimanakah keadaan dunia pada masa perang dingin?
B.Dampak Perang dingin?
CKeadaan Setelah perang dingin.?
D.Apa Dampak dari perang dingin?
C. Tujuan
Penulisan
Penulis,
mempunyai beberapa tujuan dalam melakukan
Penulisan
ini, yaitu :
1.
Dapat mengetahui sejarah munculnya perang dingin.
2.
Dapat mengetahui akibatdari perang dingin.
3.
Dapat menambah referensi pustaka sekolah.
4.
Dapat memenuhi tugas membuat makalah yang bapak berikan.
D.Manfaat
Setelah kita,membacanya adapun manfaat dari makalah ini
yaitu:
1.Kita dapat mengetahui awal mula munculnya perang
digin,
2.Kita dapat mengetahui lebih banyak mengenai
sejarah perang dingin,dan
3.Kita dapat
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari perangdingn tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Perang Dingin
Perang Dingin (bahasa Inggris: Cold War, bahasa Rusia:
Холо́дная война́, Kholodnaya voyna, 1947–1991) adalah sebutan bagi sebuah
periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika
Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta
sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991.
B.
Latar Belakang Terjadinya Perang Dingin
Latar
Belakang terjadinya perang dingin adalah sebagai berikut:
1. Munculnya Amerika Serikat
sebagai negara pemenang perang di pihak Sekutu (Inggris, Perancis, dan AS). AS
berperan besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki
kehidupan perekonomiannya.
2. Munculnya Rusia (Uni
Soviet) sebagai negara besar dan berperan membebaskan Eropa bagian Timur dari
tangan Jerman dan membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni
Soviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan
di berbagai negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania,
Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-negara tersebut masuk dalam
pemerintahan komunis Uni Soviet.
3. Munculnya
negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di luar wilayah Eropa.
Dampaknya muncul 2 kelompok negara di dunia yaitu negara-negara maju dengan negara-negara
berkembang, yang memberikan pengaruh bagi perkembangan politik dan ekonomi
dunia.
C.
Faktor-faktor Penyebab Perang Dingin
1. Perbedaan Paham
Amerika
Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham/
ideologi yang berbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis
sedangkan Uni Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang
mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan
subur bertentangan dengan paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa
paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena
negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya
untuk rakyat.
2. Keinginan untuk Berkuasa
AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di
dunia dengan cara-cara yang baru. AS sebagai negara kreditor besar membantu
negara-negara yang sedang berkembang berupa pinjaman modal untuk pembangunan
dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran
hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis komunis.
Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis
komunis. Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah membantu
perjuangan nasional berupa bantuan senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan
untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.
3.
Persaingan Kekuatan Militer
Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan
untuk dapat berkuasa maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat
mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan nama NATO (North Atlantic
Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untuk
mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan pakta
pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet,
Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa
saling curiga, ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok
barat maupun blok timur. Amerika dituduh menjalankan politik imperialis untuk
mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni
atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunisme.
Keadaan tersebut memicu ketegangan
kian memuncak sehingga muncullah persaingan senjata di antara kedua belah
pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang Dingin yang
bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia III.
D.
Dampak Perang Dingin
Dampak perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni
Soviet tampak pada:
a) Bidang
Politik
Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang
sedang berkembang menjadi negara demokrasi agar hak asasi manusia dapat
dijamin. Bagi negara-negara yang sebelumnya kalah seperti Jerman dan Jepang
berkembang pula kapitalisme selain demokrasi. Negara-negara tersebut dapat
sehaluan dengan AS dan merupakan negara pengaruhnya.
Uni Soviet dengan paham sosialis-kominunis mendengungkan
pembangunan negara dengan Rencana Lima Tahun. Cara tersebut dilakukan dengan
ditaktor bukan liberal. Bagi negara satelit (dibawah pengaruh) Uni Soviet yang
melakukan penyimpangan akan ditindak keras oleh US seperti contohnya Polandia
dan Hongaria. Demi kepentingan politik, ekonomi, dan militer kedua negara dikuasa
tersebut menjalankan politik pecah belah sehingga beberapa negara menjadi
terpecah seperti Korea, Vietnam, dan Jerman.
b) Bidang
Ekonomi
AS sebagai negara kreditor terbesar memberikan pinjaman atau
bantuan ekonomi kepada negara-negara yang sedang berkembang berupa Marshall
Plan. AS juga memberikan bantuan ”Grants in Aid” yaitu bantuan ekonomi dengan
kewajiban mengembalikan berupa dollar atau dengan membeli barang-barang Amerika
Serikat. Bagi negara-negara di Asia Presiden Truman mengeluarkan “The Four
Points Program for the Economic Development in Asia” berupa teknik dalam wujud
perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang berasal dari sektor
swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada negara-negara
yang sedang berkembang.
Dengan adanya perang dingin ini maka berbagai bentuk
kerjasama yang saling menguntungkan antara Eropa Timur dan Eropa Barat tidak
dapat terjalin. Kegiatan tersebut terhambat karena negara-negara Eropa merasa
kawatir jika suatu saat wilayahnya akan dijadikan sasaran adu kekuatan oleh
kedua negara adikuasa tersebut. Dampaknya perekonomian antara blok barat (negara-negara
Eropa Barat) dan blok timur (negara-negara Eropa Timur) tidak seimbang dimana
negara-negara blok barat jauh lebih maju daripada blok timur.
c) Bidang
Militer
Perebutan pengaruh antara AS dan US dalam pakta pertahanan.
Negara-negara barat membentuk North Atlantic Treaty Organization (NATO) tahun
1949 sebagai suatu organisasi pertahanan. Bila salah satu anggotanya diserang
maka dianggap sebagai serangan terhadap NATO. Awalnya bermarkas di Paris tetapi
kemudian Perancis keluar karena mengganggap NATO didominasi oleh AS dan
markasnya berpindah di Brussel. Hubungan Perancis dengan Uni Soviet dan RRC
jauh lebih baik jika dibandingkan hubungan dengan negara Barat lainnya meskipun
Perancis tidak menjadi anggota Blok Timur.
Di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty
Organization (SEATO) athun 1954 atas dasar South East Asia Collective Defence
Treaty. Anggota utamanya adalah negara-negara barat sementara negara-negara di
Asia Tenggara seperti Indonesia justru tidak ikut serta. Pakta pertahanan
tersebut ditujukan terhadap komunis di Asia Tenggara khususnya di Vietnam.
SEATO bubar pada tahun 1975.
Sementara Uni Soviet dengan negara-negara blok Timur
membentuk Pakta Warsawa (1955) atas dasar “Pact of Mutual Assistance and
Unified Command”. Di Asia Tenggara Uni Soviet memberikan bantuan peralatan
militer dan teknisi kepada Vietnam yang akhirnya dapat mendesak Amerika Serikat
keluar dari negara tersebut(1975).
d) Bidang Ruang
Angkasa
Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet membawa
pengaruh terhadap penjelajahan ruang angkasa. Amerika Serikat dan Uni Soviet
saling berebut menguasai ruang angkasa karena dunia dirasa terlalu sempit untuk
diperebutkan.
Berawal dari upaya Uni Soviet meluncurkan pesawat Sputnik I
dan Sputnik II yang ditandingi AS dengan meluncurkan pesawat Explorer I dan
Explorer II, Discovere dan Vanguard. Diikuti dengan usaha Uni Soviet untuk
mendaratkan Lunik di bulan serta astronot pertamanya Yuri Gagarin dengan
pesawat Vostok I yang berhasil mengitari bumi selama 108 menit. Sementara
Amerika Serikat mengirim astronot pertamanya yaitu Alan Bartlett Shepard yang
berada di luar angkasa selama 15 menit. Uni Soviet menunjukkan kelebihannya
dengan meluncurkan Gherman Stepanovich Titov yang mengitari bumi selama 25 jam
dengan Vostok II. Disusul Amerika Serikat meluncurkan WSJohn H. Glenn dengan
pesawat Friendship VII yang berhasil mengitari bumi sebanyak 3 kali.
Dampak perang dingin bagi Indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Sistem
politik-ekonomi Indonesia telah dibawa pada arus komunisme-sosialisme pada masa
Orde Lama. Sementara pada masa Orde baru berkembang liberalisme-kapitalisme.
2.
Pada masa akhir dua kepemimpinan di atas, Indonesia mengalami keterpurukan
ekonomi.
C. Berakhirnya Perang Dingin
Kedua negara adikuasa akhirnya menyadari bahwa hubungan
antar keduanya sudah sanagat panas, oleh karena itu mereka ingin mengurangi
ketegangan yang ada sebelum akhirnya menyebabkan perang terbuka yang
diperkirakan akan menghancurkan seluruh dunia dengan adanya Perang Dunia III.
Sehingga sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik dan ketegangan
dalam perang dingin mulai berkurang. Pengurangan ketegangan terhadap pihak yang
bertikai disebut Detente. Detente ditandai oleh peristiwa sebagai berikut.
1. Isu Berlin Barat dapat
diselesaikan dalam meja perundingan tahun 1971.
2. Inggris mulai bergabung
dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.
3. Negara barat mulai menjalin
hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973.
4. Terjadi kesepakatan antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya persetujuan SALT I
(Strategic Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan persenjataan strategis.
a. SALT I merupakan
perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di Helsinki,
Finlandia tanggal 17 November 1969. Hasil perundingan ini ditandatangani oleh
Richard Nixon (Presiden Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).
b. SALT II merupakan
perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di Jenewa, Swiss
pada November 1972 tetapi hasilnya baru ditandatangani 18 Juni 1979 di Wina,
Austria oleh Jimmy Carter (Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).
5. Presiden Ronald Reagen
meningkatkan kemampuan persenjataan balistiknya yang mempengaruhi sikap Mikhail
Gorbachev untuk melakukan persetujuan pembatasan nuklir balistik tahun 1987.
Dampak dari perjanjian ini antara lain Uni Soviet mengurangi kekuatan angkatan
perangnya di Eropa Timur dan mulai memusatkan pembenahan ekonomi serta
kehidupan politik dalam negeri yang lebih demokratis.
6. Deng Xiaoping berhasil
menguasai Partai Komunis Cina (PKC) setelah meninggalnya Mao Tse Tung. Deng Xiaoping
merupakan pemimpin kelompok yang menghendaki reformasi ekonomi. Programnya
adalah membangkitkan sistem pertanian dan bisnis yang berdasarkan milik
pribadi. Penanaman modal asing mulai masuk kembali terutama dalam sektor jasa
dan diharapkan dapat berproduksi untuk tujuan ekspor. Hal ini menunjukkan
adanya gejala kapitalisme dalam kehidupan komunisme di Cina. Tetapi reformasi
ekonomi yang ada tidak diimbangi dengan adanya reformasi politik sehingga
kehidupan politik masih dikendalikan oleh partai Komunis. Dampaknya muncul
bentrokan dengan mahasiswa seperti 1989 terjadi Tragedi di Lapangan Tiananmen,
Beijing dimana terjadi demonstrasi besar-besaran tetapi mendapatkan perlawanan
bahkan para pelakunya diawasi secara ketat.
7. Pertumbuhan ekonomi Uni
Soviet tidak mengalami pertumbuhan sehingga ekonomi Uni Soviet mengalami
kemerosotan yang parah. Sebagai ideologi akhirnya komunisme mulai mengalami
kebangkrutan di berbagai belahan dunia sejak 1970an. Berawal dari upaya Uni
Soviet untuk mengalihkan energi mereka untuk menyelesaikan masalah dalam negeri
mereka. Adapun masalah yang muncul di Uni Soviet antara lain :
- Ketidakpuasan
kelas menengah dan kelompok elit pemerintahan komunis sendiri;
- Tekanan
kelompok etnis non Rusia;
- Korupsi
yang timbul di kalangan birokrasi dan partai dalam pemerintahan;
- Dana
anggaran belanja yang defisit karena biaya pendudukan pasukan Uni Soviet
di beberapa negara Eropa Timur;
- Ketertinggalan
teknologi dan peralatan industri sehingga kapasitas produksi makanan untuk
mencukupi kebutuhan rakyatnya menurun.
Penyebab
berakhirnya Perang Dingin akhirnya berakhir yaitu sebagai berikut:
1. Sampai 1980, 11 % GNP Uni
Soviet dibelanjakan untuk kepentingan militer. Uni Soviet mengalokasikan dana
besar-besaran bagi negara yang berada dibawah kekuasaannya agar negara tersebut
tidak lepas dari kendalinya.
2. Tahun
1980, harga minyak jatuh sehingga keadaan ekonomi Uni Soviet yang tidak stabil
benar-benar berhenti. Padahal sebelumnya Uni Soviet sangat tergantung dengan
ekspor minyaknya sementara sejak 1980 minyak tidak mampu membiayai Perang
Dingin.
3. Muncul
krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.
Dampaknya
muncul pemikiran dari para cendekiawan yang memahami pandangan barat sehingga
mendorong munculnya keinginan seperti warga negara di negara-negara non
komunis. Dalam kondisi yang buruk Mikhail Gorbachev (11 Maret 1985) harus
memimpin Uni Soviet dengan tugasnya yaitu memperbaiki perekonomian Uni Soviet
yang semakin buruk.
Langkah yang ditempuh adalah dengan
melakukan Reformasi yang terkenal dengan Perestroika dan Glasnost. PERESTROIKA
merupakan restrukturisasi (penataan kembali struktur) yang sudah rusak.
Tujuannya guna mengatasi stagnasi untuk akselerasi (penyamaan) kemajuan sosial
dan ekonomi. Perestroika merupakan pengembangan menyeluruh dari demokrasi yang
diprakarsai massa. Jadi Perestroika adalah langkah pembaharuan untuk
mempersatukan sosialisme dengan demokrasi melalui keterbukaan politik atau
GLASNOST. Kebijakan ini memberikan dampak yang tidak terduga sebelumnya yaitu
pertentangan sosial di dalam masyarakat muncul. Kelompok yang bersengketa
antara lain sebagai berikut.
a. Kelompok Moderat, yaitu kelompok yang
menyetujui reformasi tetapi menjalankan komunisme yang disempurnakan.
b. Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang
menentang reformasi dan ingin mempertahankan komunisme.
c. Kelompok Radikal, yaitu kelompok yang
mendukung reformasi tetapi ingin meninggalkan komunisme.
4. Pada 19
Agustus 1991, Gennadi Yanayev (pemimpin kelompok konserfatif) melancarkan
kudeta terhadap Gorbachev tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh Boris Yeltsin
(pemimpin kelompok Radikal) sehingga Gorbachev dapat diselamatkan dan nama
Yeltsin mulai melambung di pentas politik Uni Soviet. Yeltsin tidak mampu
membendung gelora semangat Perestroika dan Glasnost terbukti dengan banyaknya
negara bagian Uni Soviet yang melepaskan diri dan menjadi negara merdeka
sehingga Runtuhlah Uni Soviet.
5. Uni
Soviet mulai mengurangi kekuatan senjatanya di Eropa Timur seperti pada 1989
Uni Soviet menarik tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya kekuasaan komunis
mulai runtuh di negara-negara Eropa Timur dimana Jerman kembali bersatu.
6. Secara
resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8 Desember 1991 ditandai dengan penurunan
bendera Uni Soviet dan dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan negara-negara bekas
Uni Soviet yang lain mulai muncul sebagai negara yang merdeka.
7. Runtuhnya
kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur mengakhiri Perang Dingin. Uni Soviet
merupakan contoh keberhasilan dari ideologi Marxis-Leninis yang
diaktualisasikan menjadi negara.
F. Dampak Berakhirnya Perang Dingin
Berakhirnya
Perang Dingin memberikan dampak luas bagi perubahan dunia:
1.
Terjadinya perubahan di Eropa Timur, Rusia dan Jerman dalam upaya mengakhiri
kekuasaan komunis dan dominasi Uni Soviet di daerah tersebut.
2. Muncul
perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan terciptanya hubungan
secara menyeluruh (global) maupun kawasan (regional), yang terlihat dengan:
a. Kebangkitan Jepang,
Setelah
perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II dan serangan sekutu terhadap
kota Jepang maka rakyat Jepang mulai bangkit untuk membangun kembali ekonomi
negara yang hancur tersebut. Dalam perkembangannya Jepang mampu memanfaatkan
segala dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang mampu
mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika Serikat dan
mampu memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga
akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik sebagai
pasar impor, penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi asing yang
dipertahankan hingga sekarang.
- Berdirinya
Group of Seven, (Perancis, Jerman Barat, Jepang, Inggris, Amerika Serikat,
Kanada dan Italia yang bergabung untuk memecahkan masalah ekonomi dunia)
- Berdirinya
European Union (bentuk kerja sama ekonomi antara negara Eropa Barat)
- Berdirinya
Gerakan Nonblok
- Berdirinya
ASEAN (stabilitas politik regional dan pembangunan ekonomi masing-masing
negara anggota)
- Berdirinya
APEC dan
- Berdirinya
OKI.
3. Muncul ketergantungan satu
sama lain sehingga terjadi transformasi kekuasaan silih berganti.
4. Terbentuklah tatanan dan
nilai baru di dunia yang lebih damai, aman dan sejahtera.
5. Berakhirnya Perang Dingin
mampu mengakhiri semangat sistem hubungan internasional bipolar (melibatkan 2
blok yaitu blok barat dan timur) dan berubah menjadi sistem multipolar, yaitu
mengalihkan persaingan yang bernuansa militer ke persaingan ekonomi di antara
negara-negara di dunia dan mengubah isu-isu fokus hubungan internasional dari
high politics (isu yang berhubungan dengan politik dan keamanan) menjadi
isu-isu low politics (seperti isu terorisme, hak asasi manusi, ekonomi,
lingkungan hidup, dsb) yang dianggap sama pentingnya dengan isu high politics.
6. Terbentuk hubungan
kerjasama utara-selatan dan selatan-selatan.
Setelah
Perang Dunia II dunia tidak lagi terbagi atas blok barat dan blok timur
melainkan kelompok utara dan kelompok selatan. Istilah utara dan selatan dalam
hal ini lebih bernilai ekonomis jika dibandingkan dengan nilai geografis.
- Kelompok
Utara merupakan kelompok negara industri maju yang memiliki teknologi
canggih serta produksi industri yang selalu meningkat. Negara Utara
meliputi negara-negara yang berada di belahan bumi bagian utara meliputi,
Kanada, Amerika Serikat, Perancis, inggris, Jerman Barat, Italia, dan
Jepang. Secara ekonomis mereka memiliki ekonomi yang kuat. Akan tetapi,
berdasarkan kekayaan alam, negara maju tidak memiliki kekayaan alam yang
cukup tetapi kekurangan tersebut dapat diatasi dengan penguasaan
teknologi. Jadi mereka sangat unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi tetapi kurang didukung oleh sumber daya alam yang melimpah.
- Kelompok
Selatan merupakan kelompok negara yang sedang berkembang atau negara
miskin. Negara Selatan meliputi negara yang terletak di belahan bumi
bagian selatan seperti kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Secara
ekonomis, mereka memiliki ekonomi yang lemah yang mengandalkan hidupnya
pada bidang pertanian. Namun, berdasarkan kekayaan alam, negara selatan
memiliki sumber daya alam yang melimpah namun kurang didukung oleh
penguasaan teknologi.
Negara
utara cenderung memaksakan model pembangunan mereka terhadap negara-negara
Selatan. Pelaksanaan tersebut akan mereka lakukan melalui perundingan dalam
lembaga keuangan internasional, seperti IMF dan Bank Dunia. Rencananya kedua
lembaga keuangan ini untuk menolong semua negara di dunia dalam kegiatan
pembangunan tetapi ternyata dipakai sebagai alat oleh negara-negara di Utara
untuk memaksakan model pembangunan yang menguntungkan negara-negara yang kuat.
Program yang mereka keluarkan adalah Program Penyelesaian Terstruktur atau
Structural Adjustment Program (SAP). Dampak adanya program ini maka akan
memaksa :
1. Negara-negara yang mendapat
bantuan utang untuk lebih membuka pasar dalam negeri mereka,
2. Menekankan kegiatan ekonomi
yang menghasilkan barang-barang yang bisa diekspor,
3. Mengurangi subsidi
pemerintah terhadap sektor publik.
Dengan
program ini mampu membuat rakyat jelata semakin miskin, sebagai contoh Negara
Afrika dan Amerika Latin.
Kedua
kelompok tersebut masing-masing mempunyai potensi dan peran yang penting dalam
perekonomian internasional. Harapannya hubungan utara-selatan ini akan
menghasilkan kemakmuran bagi semua negara di dunia tetapi kenyataannya hanya
menciptakan kemakmuran bagi negara-negara di kawasan Utara dan merugikan negara-negara
di kawasan Selatan. Kerugian dan kesengsaraan yang diderita negara selatan
antara lain :
- Penurunan
nilai tukar bagi barang-barang yang dihasilkan
- Kerusakan
lingkungan yang semakin memprihatinkan
- Ketergantungan
yang semakin tinggi terhadap negara-negara di kawasan Utara
- Kesenjangan
(jurang pemisah) yang semakin lebar dan dalam antara Utara dan Selatan.
Sementara
itu jika kita lihat negara-negara selatan memiliki kelebihan dan peran penting,
diantaranya :
- Sebagian
besar merupakan negara-negara penghasil bahan mentah/bahan baku mogas dan
non migas.
- Penduduknya
padat dan menjadi sasaran yang potensial bagi pemasaran hasil-hasil
industri negara-negara maju.
- Negara-negara
selatan merupakan tempat yang tepat bagi negara-negara utara dalam menanamkan
modal.
- Jumlah
negara yang sedang berkembang lebih dari separuh jumlah negara-negara di
dunia dan tentu saja memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak.
Mengingat
keadaan yang semakin tidak baik yang dialami oleh negara-negara Selatan
sendiri. Negara Selatan harus meningkatkan kekuatan politik dan ekonomi mereka.
Negara Utara harus membiarkan negara selatan bebas melaksanakan pembangunan
alternatif mereka tanpa melakukan pembatasan terhadap negara-negara tersebut.
Negara di Utara harus melaksanakan kebijakan ekonomi dan kebijakan luar negeri
yang didasarkan atas kepentingan jangka panjang yang sehat.
Melihat
keadaan tersebut maka kedua belah pihak menganggap penting adanya kerjasama
Utara-Selatan dalam rangka perubahan dalam tata hubungan dunia baru yang lebih
adil.Hubungan tersebut haruslah merupakan perubahan dari bentuk pemerasan oleh
negara-negara kawasan Utara ke bentuk pembagian keuntungan bersama. Jadi
berubah dari hubungan subordinasi menuju ke bentuk kemitraan.
Guna menghindari pertentangan yang semakin
tajam antara Utara-Selatan maka diadakan dialog Utara-Selatan yang mulai
dipopulerkan sejak dilangsungkan konferensi kerja sama ekonomi internasional
tingkat menteri pertama di Paris, Perancis tahun 1975. Tujuan mendasar dari
dialog Utara-Selatan adalah mencari kesepakatan dalam mengubah hubungan antara
negara-negara industri kaya (G7) dengan negara-negara berkembang (G 15).
Konferensi Paris diharapkan bisa menghasilkan perubahan hubungan ke arah
persamaan dalam Orde Ekonomi Internasional Baru. Sehingga negara-negara
berkembang menginginkan distribusi kekayaan yang lebih adil dan menuntut
partisipasi yang lebih besar dalam hubungan ekonomi internasional.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka
kesimpulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Perang Dingin adalah
sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi
antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet
(beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991.
2. Latar belakang terjadinya
Perang dingin adalah munculnya dua Negara superpower (adikuasa) yaitu Amerika
Serikat dan Uni Soviet, serta munculnya negara-negara yang baru merdeka
sehingga melahirkan dua kelompok negara, negara maju dan negara berkembang.
3. Faktor-faktor penyebab
perang dingin yaitu, perbedaan paham (ideologi) antara Amerika Serikat
(Liberal-Kapitalis) dan Uni Soviet (Sosialis-Komunis), perebutan kekuasaan
antara AS dan US serta persaingan kekuatan militer yang dimiliki oleh AS dan US
dengan pendirian NATO oleh AS dan Pakta Warsawa oleh US.
4. Keadaan dunia pada masa
perang dingin menjadi kacau di akibatkan oleh perang dingin, yang ditandai
dengan beberapa persitiwa penting seperti: pembagian Jerman menjadi Jerman
Barat dengan paham Liberal dan Jerman Timur dengan paham komunis, adanya
Marshall Plan dan Doktrin Truman sebagai model bantuan ekonomi Amerika Serikat
untuk membendung pengaruh Komunis di Eropa, Uni Soviet menjalankan Molotov Plan
untuk membendung pengaruh Liberal di Eropa, terjadinya Perang saudara di Korea,
perang Vietnam, pembentukan aliansi-aliansi militer seperti NATO, Pakta
Warsawa, dll, penelitian dan peluncuran Wahana Luar Angkasa oleh Amerika
Serikat dan Uni Soviet.
5. Dampak dari perang dingin
dapat kita lihat pada tiga bidang, yaitu bidang politik, ekonomi, militer dan
ruang angkasa.
6. Berakhirnya perang dingin
ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet, bersatunya kembali Jeraman Barat dan
Jerman Timur, pembentukan CIS, dan berakhirnya politik Apartheid.
7.
Dampak berakhirnya perang dingin yaitu kebangkitan Jepang, munculnya
organisasi-organisasi regional dan global seperti ASEAN, AFTA, MEE, APEC,
NAFTA, KAA, OKI, OPEC dan GNB yang menyebabkan lahirnya era globalisasi.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking